Assallammuallaikum
Hai, hari ini saya akan membagikan doneng yang berjudul ...
Kancil dan Siput Lomba Lari
Suatu hari kancil bertemu dengan
siput dipinggir kali. Melihat siput merangkak dengan lambatnya, sang kancil
dengan sombong dan angkuhnya berkata.
Kancil : “Hai siput, beranikah kamu
lomba lari denganku ?”
( ajakan terasa sangat mengejek siput, berpikir sebentar, lalu menjawab )
Siput : “Baiklah, aku terima ajakanmu dan jangan malu kalau nanti kamu sendiri yang kalah.”
Kancil : “Tidak bisa, masa jago lari sedunia mau dikalahkan olehmu, siput, binatang perangkak kelas wahid di dunia.” ejek kancil.
Kancil : “Baiklah, ayo cepat kita tentukan larinya !” jawab kancil.
Siput : “Bagaimana kalau hari minggu besok, agar banyak yang menonton.” Kata siput.
Kancil : “Oke, aku setuju.” Jawab kancil.
( ajakan terasa sangat mengejek siput, berpikir sebentar, lalu menjawab )
Siput : “Baiklah, aku terima ajakanmu dan jangan malu kalau nanti kamu sendiri yang kalah.”
Kancil : “Tidak bisa, masa jago lari sedunia mau dikalahkan olehmu, siput, binatang perangkak kelas wahid di dunia.” ejek kancil.
Kancil : “Baiklah, ayo cepat kita tentukan larinya !” jawab kancil.
Siput : “Bagaimana kalau hari minggu besok, agar banyak yang menonton.” Kata siput.
Kancil : “Oke, aku setuju.” Jawab kancil.
Sambil menunggu hari yang telah
ditentukan itu, siput mengatur taktik. Segera dia kumpulkan bangsa siput
sebanyak-banyaknya. Dalam pertemuan itu, siput membakar semangat kawan-kawannya
dan dengan geram mereka ingin mempermalukan kancil dihadapan umum. Dalam
musyawarah itu, disepakatilah dengan suara bulat bahwa dalam lomba nanti setiap
siput ditugaskan berdiri diantara rerumputan di pinggir kali. Diaturlah tempat
mereka masing-masing. Bila kancil memanggil maka siput yang didepannya itu yang
menjawab begitu seterusnya.
Sampailah saat yang ditunggu itu.
Penonton pun sangat penuh. Para penonton datang dari semua penjuru hutan.
Kancil dan siput telah bersiap
digaris start. Pemimpin lomba mengangkat bendera, tanda lomba di mulai. Kancil
berlari sangat cepatnya. Semua tenaga dikeluarkannya. Tepuk tangan penonton
kian menggema, memberi semangat kepada kancil. Setelah lari sekian kilometer,
berhentilah kancil. Sambil napas terengah-engah dia memanggil.
Kancil : “Siput !” seru kancil.
Siput : “Ya, aku disini.”
Siput : “Ya, aku disini.”
Karena siput telah berada
didepannya, kancilpun kembali lari sangat cepat sampai tidak ada lagi tenaga
yang tersisa. Kemudian dia pun memanggil.
Kancil : “Siput !” teriak kancil
lagi.
Siput : “Ya, aku disini.”
Siput : “Ya, aku disini.”
Berkali-kali selalu begitu. Sampai
pada akhirnya kancil lunglai dan tak dapat berlari lagi. Menyerahlah sang
kancil dan mengakui kekalahannya. Penonton terbengong-bengong.
Siput menyambut kemenangan itu
dengan senyuman saja. Tidak ada loncatan kegirangan seperti pada umumnya
pemenang lomba.
0 komentar:
Posting Komentar